PENGERTIAN
HARAPAN
Teori Dasar :
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya. Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup
dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung
pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan,
baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha
esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah
mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan
hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua
hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan
kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
Artikel terkait :
Pendidikan Berkualitas Masih Sekadar
Harapan
Jakarta,
Kompas - Indonesia memiliki peluang untuk maju pada dua atau
tiga dekade mendatang dengan adanya bonus demografi, yakni banyaknya penduduk
usia produktif. Namun, potensi besar yang membutuhkan generasi muda terdidik
itu menghadapi persoalan serius antara lain kualitas pendidikan yang masih
tergolong rendah.
Persoalan ini mengemuka dalam seminar
bertajuk ”Pendidikan Indonesia: Harapan dan Kenyataan” yang dilaksanakan SMA
Kolese Gonzaga di Jakarta, Sabtu (5/5). Tampil sebagai pembicara, Direktur
Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Totok
Supriyanto, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef, Guru Besar
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Anita Lie, dan Guru Besar
Universitas Sanata Dharma Paul Suparno.
Anita Lie mengatakan belum ada
kesejajaran tujuan politis dengan tujuan pembangunan. ”Anggaran pendidikan
besar, tetapi indikator pencapaian pendidikan di Indonesia masih tergolong
rendah,” ujar Anita Lie.
Mengutip data Bank Dunia, Anita Lie
menyebutkan, rata-rata lama bersekolah di Indonesia masih 8,0 tahun untuk laki-laki
dan 7,5 tahun untuk perempuan. ”Secara gamblang, data ini menunjukkan kegagalan
program wajib belajar sembilan tahun yang telah ditetapkan pemerintah pusat
ataupun pemerintah daerah. Namun, dalam waktu dekat segera akan muncul isu
populer wajib belajar 12 tahun. Ini bisa menguntungkan kepentingan politik
pemerintah sekarang saja,” kata Anita Lie.
Totok Supriyanto, Direktur Pembinaan SMA
Kemdikbud, mengatakan, persoalan pendidikan di negeri ini memang terus muncul
meski berbagai upaya juga dilakukan pemerintah.
Paul Suparno menyoroti pendidikan
nasional yang belum melaksanakan pendekatan holistik menjadikan manusia
Indonesia yang utuh. ”Pendidikan karakter memang dicanangkan dan dijalankan,
tetapi belum menjadi bagian dari seluruh pendidikan nasional kita,” ujar Paul.
Daoed Joesoef mengatakan, pendidikan
nasional Indonesia mesti bisa berperan untuk membentuk warga bangsa. ”Sistem
pendidikan nasional kita perlu menyadari anak didiknya adalah warga Indonesia,
bukan anak suku yang lahir di salah satu daerah di Indonesia,” ujarnya. (ELN)
Sumber:
Komentar mengenai artikel
& teori :
Sangat ironis memang jika kita telaah
lebih jauh tentang pendidikan Indonesia saat ini, sangat jauh dari harapan
bangsa kita ini yaitu menjadi bangsa yang cerdas dan mandiri. Menurut saya,
pendidikan adalah hal terpenting dalam proses kemajuan bangsa. Edngan pendidikan
yang baik akan menghasilkan manusia yang berkualitas tinggi. Di negara- negara
maju kualitas pendidikan mereka sangan diutamakan karena dengan pendidikan yang
baik akan melahirkan warga negara yang cerdas yang nantinya akan menjadi motor
penggerak keberlangsungan bangsanya kedepan. Oleh sebab itu harapan kita semua
agar pendidikan di Indonesia segera dibenahi agar penerus – penerus bangsa ini
di masa mendatang akan menjadi penerus bangsa yang cerdas bertanggung jawab dan
menjadi harapan bangsa itu sendiri.
Komentar