PENGERTIAN KEGELISAHAN
Teori Dasar :
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah
laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir
dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil
mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan.
Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai
kecemasan. Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan
berkait juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan,
bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada
tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif),
kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Artikel terkait :
JAKARTA
(Klik HL) -
Pada Juli 2012, muncul berita mengenai kegelisahan rakyat Aghanistan terhadap
tindak tanduk penguasa Taliban yang dianggap bertentangan dengan aspirasi
rakyat. Penentangan itu dilakukan oleh penduduk Desa Ghander yang terpencil,
namun beraspirasi untuk memajukan lingkungan mereka. Perlawanan itu terjadi di
suatu petang akhir Juni 2012, ketika serombongan penduduk membicarakan keadaan
desa mereka yang terhisab dalam Provinsi Ghazni.
Dalam
diskusi tersebut mereka harus memperketat selimut untuk menahan tiupan angin
petang yang cukup kencang. Mereka tenyata menolak kebijakan penguasa Taliban
yang dianggap merugikan.
“Kita
mendukung mereka selama sepuluh tahun,” ujar seorang penduduk yang sudah tua.
Namun, apa pembalasannya. Apa yang kita peroleh, lanjutnya. Mereka (Taliban)
justru melarang anak-anak ke sekolah, bahkan yang sakit dihambat berobat ke
rumah sakit provinsi. Penduduk perdesaan Ghazni jarang mengeluhkan perilaku
rezim Taliban yang berkuasa, setelah pasukan AS dan koalisinya mundur dari
Afganistan.
Namun,
tampaknya mereka sudah tak tahan menderita akibat perilaku rezim Taliban dengan
kebijakan yang merugikan. Maka sebagian tokoh perdesaan itu melapor kepada
komandan Taliban setempat, Mullah Abdul Malik.
Tokoh
moderat Taliban ini menerima berbagai keluhan penduduk dan mengakui kesalahan
para bawahannya, yang bertindak menutup sejumlah sekolah di perdesaan. Mullah
Abdul Malik berjanji segera membuka kembali sekolah-sekolah dan memulihkan
keadaan. Dia memerintahkan wakilnya untuk pergi ke Quetta, ibu kota Taliban di
pengasingan dan memberitahukan kepada pasukan tentang kegelisahan bahkan
kemarahan penduduk, akibat berbagai ulah pasukannya yang meresahkan itu.
Komandan
pasukan ini segera memaklumi berbagai tindakan pasukannya yang meresahkan
penduduk, karena tidak medalami aspirasi penduduk dan sering melakukan hal-hal
yang meresahkan. Malahan di perbatasan Provinsi Waziristan Utara yang dikuasai
pasukan Taliban melarang adanya imunisasi polio, karena penyataan pelarangan
dari Komandan Pasukan Hafiz Gul Bahadur.
Pernyataan
larangan imunisasi polio yang mengejutkan tersebut muncul secara tiba-tiba
ketika ada pengumuman Departemen Kesehatan Afghanistan bahwa 161.000 anak di
bawah usia lima tahun harus divaksinasi. Bahadur hanya mau berkompromi apabila
serangan-serangan pesawat tak berawak AS dihentikan. Bila tuntutannya dipenuhi,
maka dia akan mengizinkan para dokter melaksanakan operasi imunisasi massal
antipolio tersebut. Di samping Afghanistan, Pakistan dan Nigeria adalah tiga
negara yang anak-anaknya berisiko terkena serangan polio. Namun, Komandan
Taliban Bahadur mengingkari hasrat para orangtua di Waziriztan yang ingin
anak-anaknya terhindar dari bahaya polio dan hidup sehat.
Bila
anak-anak perempuan dibatasi pendidikan formalnya, maka di Provinsi Kunar dan Nuristan
anak-anak pria diizinkan, meskipun mereka yang berada di bagian selatan dan
timur Afghanistan diharuskan taat dan tidak dibolehkan memelajari hal-hal
sekuler. Penulis Ron Moreau yang lama bertugas di Asia Tengah, Afghanistan, dan
Arab menguraikan pada April 2012 malahan ada perintah menutup sekolah-sekolah
di Provinsi Ghazni.
Komentar mengenai artikel & teori :
Kegelisahan memang selalu ada pada diri kita
masing-masing. Kegelisahan itu banyak macamnya, ada yang gelisah karena takut
kehilangan harta dan jabatan, gelisah karena akan dosa-dosanya selama di dunia,
gelisah karena takut menghadapi masa depan yang kelam dan masih banyak lg yang
lainnya. Cara mengatasi rasa kegelisahan adalah dengan niat dari hati kita
sendiri kalau kita mau melakukan hal itu, di buktikan dengan tindakan dan
perbuatan yang akan kita lakukan, dan tak pula juga berdoa kepada Allah agar
kita di beri kemudahan untuk melakukannya.
Komentar