Sejarah Google+
Google+ atau Google Plus adalah jejaring sosial yang dioperasikan oleh Google Inc. Google+ diluncurkan pada 28 Juni 2011 dengan sistem undangan untuk diuji coba.[1] Di hari tersebut, pengguna Google+ diijinkan untuk mengundang teman di atas 18 tahun, untuk membuat akun. Namun, ini segera dihentikan sehari kemudian setelah pembuatan akun semakin membeludak.[2]
Google+ mengintegrasikan layanan sosial seperti Google Profile dan Google Buzz, dan memperkenalkan layanan baru seperti Circles, Hangouts, Sparks, and Huddles.[3] Google+ juga akan tersedia dengan berbagai aplikasi desktop dan aplikasi ponsel, tetapi hanya pada Android dan sistem operasi iOS. Media massa seperti The New York Times telah menyatakan bahwa Google+ adalah upaya terbesar Google untuk menyaingi jaringan sosial Facebook,[4] yang telah mempunyai lebih dari 750 juta pengguna pada tahun 2011.
Google+ merupakan proyek jejaring sosial Google dengan nama sandi “Emerald Sea”. Proyek ini berawal dari pernyataan Urs Holzle, Google Head of Operations, salah satu dari 10 karyawan pertama Google, bahwa agar bisa terus sukses maka Google harus menemukan dan menjalankan strategi sosial mereka termasuk produk dan layanannya.
Menurut informasi yang diperoleh dari buku mengenai Google berjudul “In the Plex: How Google Thinks, Works and Shapes Our Lives” yang ditulis oleh Steven Levy, “Emerald Sea” merupakan judul lukisan di mana terdapat ombak menerjang kapal yang sedang berlayar. Lukisan tersebut secara tidak sengaja ditemukan oleh Bradley Horowitz saat dia membuka Google Image Search dan mengetikkan “Emerald Sea”. Horowitz menganalogikan kapal sebagai Google dan ombak yang menerjangnya sebagai kompetitor mereka.
Lukisan yang dibuat oleh seniman Jerman, Albert Bierstadt tahun 1978 ini membuatnya terkesan sehingga lukisan tersebut dicetak dan diperbesar serta ditempatkan di elevator lantai empat kantor Google.
Bagi publik sendiri, mereka sudah mulai bisa menduga G+ sebagai “Google’s next big thing” setelah membaca presentasi Product Manager Google waktu itu, Paul Adams. Paul, yang saat ini bekerja untuk Facebook serta merupakan sosok di belakang lahirnya konsep Circle di G+ dan Groups di Facebook, membuat presentasi berjudul “The Real Life Social Network” yang diunggah ke SlideShare, Paul menyebutkan bahwa Facebook kurang memperhatikan perilaku manusia dan struktur sosial bekerja dalam kehidupan nyata.
Kabar terakhir, buku Social Circles yang ditulisnya sejak Juni tahun lalu dan direncanakan akan diterbitkan setelah G+ dirilis, tidak memperoleh persetujuan Google untuk diterbitkan.
Google+ mengintegrasikan layanan sosial seperti Google Profile dan Google Buzz, dan memperkenalkan layanan baru seperti Circles, Hangouts, Sparks, and Huddles.[3] Google+ juga akan tersedia dengan berbagai aplikasi desktop dan aplikasi ponsel, tetapi hanya pada Android dan sistem operasi iOS. Media massa seperti The New York Times telah menyatakan bahwa Google+ adalah upaya terbesar Google untuk menyaingi jaringan sosial Facebook,[4] yang telah mempunyai lebih dari 750 juta pengguna pada tahun 2011.
Google+ merupakan proyek jejaring sosial Google dengan nama sandi “Emerald Sea”. Proyek ini berawal dari pernyataan Urs Holzle, Google Head of Operations, salah satu dari 10 karyawan pertama Google, bahwa agar bisa terus sukses maka Google harus menemukan dan menjalankan strategi sosial mereka termasuk produk dan layanannya.
Menurut informasi yang diperoleh dari buku mengenai Google berjudul “In the Plex: How Google Thinks, Works and Shapes Our Lives” yang ditulis oleh Steven Levy, “Emerald Sea” merupakan judul lukisan di mana terdapat ombak menerjang kapal yang sedang berlayar. Lukisan tersebut secara tidak sengaja ditemukan oleh Bradley Horowitz saat dia membuka Google Image Search dan mengetikkan “Emerald Sea”. Horowitz menganalogikan kapal sebagai Google dan ombak yang menerjangnya sebagai kompetitor mereka.
Lukisan yang dibuat oleh seniman Jerman, Albert Bierstadt tahun 1978 ini membuatnya terkesan sehingga lukisan tersebut dicetak dan diperbesar serta ditempatkan di elevator lantai empat kantor Google.
Bagi publik sendiri, mereka sudah mulai bisa menduga G+ sebagai “Google’s next big thing” setelah membaca presentasi Product Manager Google waktu itu, Paul Adams. Paul, yang saat ini bekerja untuk Facebook serta merupakan sosok di belakang lahirnya konsep Circle di G+ dan Groups di Facebook, membuat presentasi berjudul “The Real Life Social Network” yang diunggah ke SlideShare, Paul menyebutkan bahwa Facebook kurang memperhatikan perilaku manusia dan struktur sosial bekerja dalam kehidupan nyata.
Kabar terakhir, buku Social Circles yang ditulisnya sejak Juni tahun lalu dan direncanakan akan diterbitkan setelah G+ dirilis, tidak memperoleh persetujuan Google untuk diterbitkan.
Dua Figur Kunci
Dua figur kunci proyek Emerald Sea ini adalah Vic Gundotra, Google Senior Vice President of Engineering dan Bradley Horowitz, Google Vice President of Product Management for Google Apps. Gundotra, pria yang menyukai piranti lunak sejak usia 11, menangani semua produk sosial Google termasuk G+. Sebelum memangku jabatan ini, Gundotra adalah Vice President of Engineering yang bertanggung jawab atas developer evangelism dan program open source.
Sebelum bergabung dengan Google, pria berkacamata berusia 43 tahun ini bekerja di Microsoft selama 15 tahun sebagai General Manager untuk para penggembang Microsoft. Alumni Indian Institute of Technology ini juga bertanggung jawab terhadap beberapa produk dan sistem operasi Microsoft yaitu Windows 3.0, NT, Windows XP, dan Windows Vista. Horowitz sendiri menangani komunikasi dan aplikasi sosial Google diantaranya adalah Google Talk, Gmail, Calendar, Voice, Talk, Docs, Sites, Orkut, Picasa, Blogger dan Reader.
Sebelum bergabung dengan Google. kandidat doktor MIT Media Lab ini menjabat sebagai Yahoo Vice President of Advanced Development Division yang membawahi Yahoo Developer Network , Advanced Products Group, Yahoo Research Berkeley, Technology Development Group dan Methods & Practices Group.
Beberapa produk yang dihasilkannya adalah media search, desktop search, Yahoo! Toolbar dan Yahoo! Pipes. Dia juga berperan penting dalam akuisisi Flickr dan MyBlogLog. Pada usia 10 tahun Horowitz sudah mulai membuat aplikasi permainan sederhana menggunakan algoritma if-then-else.
Rasa Apple di Google
Sebelum bergabung dengan Google, pria berkacamata berusia 43 tahun ini bekerja di Microsoft selama 15 tahun sebagai General Manager untuk para penggembang Microsoft. Alumni Indian Institute of Technology ini juga bertanggung jawab terhadap beberapa produk dan sistem operasi Microsoft yaitu Windows 3.0, NT, Windows XP, dan Windows Vista. Horowitz sendiri menangani komunikasi dan aplikasi sosial Google diantaranya adalah Google Talk, Gmail, Calendar, Voice, Talk, Docs, Sites, Orkut, Picasa, Blogger dan Reader.
Sebelum bergabung dengan Google. kandidat doktor MIT Media Lab ini menjabat sebagai Yahoo Vice President of Advanced Development Division yang membawahi Yahoo Developer Network , Advanced Products Group, Yahoo Research Berkeley, Technology Development Group dan Methods & Practices Group.
Beberapa produk yang dihasilkannya adalah media search, desktop search, Yahoo! Toolbar dan Yahoo! Pipes. Dia juga berperan penting dalam akuisisi Flickr dan MyBlogLog. Pada usia 10 tahun Horowitz sudah mulai membuat aplikasi permainan sederhana menggunakan algoritma if-then-else.
Rasa Apple di Google
Figur lain yang tidak kalah penting adalah seniman piranti lunak legendaris, Andy Hertzfeld, yang merupakan desainer kunci tim piranti lunak Macintosh 20 tahun silam. Hertzfeld mulai bekerja di Google tahun 2005 dan untuk pertama kalinya diberikan keleluasaan dan tanggung jawab penuh oleh manajemen Google untuk memaksimalisasi bakat dan ide kreatifnya.
Dengan animasi warna warni, drag-and-drop yang “menyihir”, sentuhan antar muka yang intuitif, Circle pada Google+ memang lebih tampak seperti “trademark” Apple dibandingkan sebagai “trademark” Google.
Sepak terjang Google sendiri di jejaring sosial sudah cukup lama. Kegagalan dalam akuisisi Friendster beberapa tahun silam, membuat mereka meluncurkan Orkut tahun 2004 yang memperoleh respons menggembirakan serta cukup banyak anggota di Brasil dan India.
Friendster sendiri memang sangat fenomenal pada waktu itu. Pada 3 bulan pertama sejak diluncurkan, tercatat 3 juta pengguna Friendster mendaftarkan dirinya. Tahun 2003 merupakan tahunnya jejaring sosial ditandai dengan lahirnya MySpace, Plaxo, Linkedin serta Hi5 disusul Facebook tahun 2004 dan Twitter dua tahun kemudian.
Selain Orkut, Google juga memiliki YouTube yang diakuisisi Oktober 2006 dan meluncurkan Google Buzz pertengahan tahun lalu. Sayangnya jejaring sosial yang mengintegrasikan beberapa elemen Facebook dan Twitter ini tidak memperoleh tempat di hati publik.
Lahirnya Google+
Dengan animasi warna warni, drag-and-drop yang “menyihir”, sentuhan antar muka yang intuitif, Circle pada Google+ memang lebih tampak seperti “trademark” Apple dibandingkan sebagai “trademark” Google.
Sepak terjang Google sendiri di jejaring sosial sudah cukup lama. Kegagalan dalam akuisisi Friendster beberapa tahun silam, membuat mereka meluncurkan Orkut tahun 2004 yang memperoleh respons menggembirakan serta cukup banyak anggota di Brasil dan India.
Friendster sendiri memang sangat fenomenal pada waktu itu. Pada 3 bulan pertama sejak diluncurkan, tercatat 3 juta pengguna Friendster mendaftarkan dirinya. Tahun 2003 merupakan tahunnya jejaring sosial ditandai dengan lahirnya MySpace, Plaxo, Linkedin serta Hi5 disusul Facebook tahun 2004 dan Twitter dua tahun kemudian.
Selain Orkut, Google juga memiliki YouTube yang diakuisisi Oktober 2006 dan meluncurkan Google Buzz pertengahan tahun lalu. Sayangnya jejaring sosial yang mengintegrasikan beberapa elemen Facebook dan Twitter ini tidak memperoleh tempat di hati publik.
Lahirnya Google+
Diskusi dan debat mengenai nama proyek ini sudah berlangsung cukup panjang dan melelahkan. Awalnya proyek jejaring sosial ini bernama “Google Me” yang kemudian berubah menjadi Google +1. Banyak pihak memperkirakan bahwa Google +1 hanya akan mengirimkan informasi berbentuk stream atau feed sebagaimana di Facebook atau Twitter dimana sumber informasinya akan diperoleh dari Google News maupun sumber informasi Google lainnya.
Proyek yang menaungi 18 produk dan layanan Google serta melibatkan 30 tim direncakan akan diselesaikan dalam waktu 100 hari. Karena kompleksitasnya, proyek yang dimulai Maret 2010 ini baru dapat diuji coba secara internal pada bulan Oktober 2010. Pada suatu hari di bulan Agustus 2010, pukul 8 malam, Gundotra mengirimkan undangan via email ke 50 Googlers untuk menguji coba G+. Semua engineer yang diundang, menurut Gundotra, terlihat sangat antusias.
Undangan akhirnya dibuka untuk lebih banyak Googlers sehingga satu jam pertama uji coba dilakukan, sudah 600 orang berpartipasi. Pukul 11 malam, kinerja server yang digunakan mulai melambat. Hal ini membuat Gundotra harus memindahkan traffic ke server yang ada di data center mereka. Esok harinya, 90% karyawan Google di seluruh dunia sudah mendaftarkan dirinya dalam program ini. Beberapa feedback yang diterima membuat mereka harus melakukan perampingan dan merancang ulang konsep proyek ini.
Setelah selesai, proyek ini kembali diluncurkan untuk diuji coba oleh para karyawan terpilih dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan uji coba pertama. Feedback yang diterima lebih positif dibandingkan uji coba pertamanya. Setelah pengujian kedua ini dinilai sukses, Gundotra memutuskan untuk meluncurkannya ke publik secara terbatas (Field Trial) pada tanggal 28 Juni lalu dalam tahap uji coba yang dinamai sebagai Field Test.
Pada suatu kesempatan, Gundotra menyampaikan bahwa proyek ini bukanlah Facebook killer, hanya saja dengan G+ diharapkan para pengguna dapat menggunakan dan menikmati media jejaring sosial yang lebih baik.
Proyek yang menaungi 18 produk dan layanan Google serta melibatkan 30 tim direncakan akan diselesaikan dalam waktu 100 hari. Karena kompleksitasnya, proyek yang dimulai Maret 2010 ini baru dapat diuji coba secara internal pada bulan Oktober 2010. Pada suatu hari di bulan Agustus 2010, pukul 8 malam, Gundotra mengirimkan undangan via email ke 50 Googlers untuk menguji coba G+. Semua engineer yang diundang, menurut Gundotra, terlihat sangat antusias.
Undangan akhirnya dibuka untuk lebih banyak Googlers sehingga satu jam pertama uji coba dilakukan, sudah 600 orang berpartipasi. Pukul 11 malam, kinerja server yang digunakan mulai melambat. Hal ini membuat Gundotra harus memindahkan traffic ke server yang ada di data center mereka. Esok harinya, 90% karyawan Google di seluruh dunia sudah mendaftarkan dirinya dalam program ini. Beberapa feedback yang diterima membuat mereka harus melakukan perampingan dan merancang ulang konsep proyek ini.
Setelah selesai, proyek ini kembali diluncurkan untuk diuji coba oleh para karyawan terpilih dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan uji coba pertama. Feedback yang diterima lebih positif dibandingkan uji coba pertamanya. Setelah pengujian kedua ini dinilai sukses, Gundotra memutuskan untuk meluncurkannya ke publik secara terbatas (Field Trial) pada tanggal 28 Juni lalu dalam tahap uji coba yang dinamai sebagai Field Test.
Pada suatu kesempatan, Gundotra menyampaikan bahwa proyek ini bukanlah Facebook killer, hanya saja dengan G+ diharapkan para pengguna dapat menggunakan dan menikmati media jejaring sosial yang lebih baik.
Konsep Google+
Google Plus adalah layanan social media baru dengan konsep baru, yang menitik beratkan pada grup tertarget dengan kemudahan membuat grup (Circles) dengan cara drag and drop. Pada Facebook juga telah menerapkan fitur ini berupa Daftar Teman.
Apakah konsep Circle pada Google+ itu?
Circle adalah sebuah konsep mengelompokan teman-teman, relasi-relasi, atau saudara-saudara kita dalam kategori tertentu yang memungkinkan kita untuk berinterasi dengan masing-masing kelompok tersebut tanpa tercampuri dengan kelompok lain.
Jika dilihat sekilas saja, circle memang tampak seperti friendlist pada FB. Namun sebagai pengguna FB bertahun-tahun, saya sudah mencoba menggunakan friendlist ini sebisa mungkin dan sampai hari ini buatku friendlist ini masih tak banyak gunanya. Mengapa tidak berguna? Karena friend list pada FB hanya sekedar daftar dan tidak lebih dari itu. Apa yang kita bisa kita lakukan pada daftar tersebut? Ternyata tak banyak yg bisa dilakukan.
Sebaliknya pada konsep Circle, daftar tersebut bukan hanya sekedar daftar. Kita bisa berinteraksi dengan circle atau kelompok tersebut secara terpisah dengan kelompok yg lain.
Lalu, bagaimana implementasinya?
Agar lebih jelas, mari kita lihat implementasi circle pada kasus-kasus berikut ini:
1. Circle memungkinkan kita menyaring stream dari kelompok mana saja yg ingin kita lihat
Pada gambar di samping terlihat bagaimana aku berinteraksi dengan circle yg bernama Dubai. Ketika aku memilih Dubai pada circle yg ada di sebelah kiri (di bawah tulisan stream), maka stream dari teman-teman yang terlihat hanyalah stream-stream dari teman-teman yang ada di dalam circle Dubai saja.
Hal ini berguna untuk menyaring berita-berita dari teman-teman yg sedang ingin kita lihat saja. Bayangkan jika teman kita ada ratusan (seperti jumlah temanku yg ada di facebook), bagaimana caranya memantau tulisan ratusan teman tersebut jika tidak disaring? Lebih parah lagi jika yang aktif mengupdate status dan berita adalah spammer atau orang-orang lain yg tidak ingin kita baca statusnya. Ini akan membuat update dari teman-teman yg lebih penting malah tenggelam.
Facebook pernah mempunyai fasilitas filtering ini beberapa saat yang lalu. Herannya fitur sebaik ini malah dihapuskan oleh facebook sehingga news feed saya menjadi terlalu ramai dan sulit dipantau lagi.
2. Circle memudahkan kita untuk menulis update pada teman-teman dalam kelompok tertentu saja
Seperti bisa dilihat pada gambar di atas, ketika saya membuka stream Dubai maka secara otomatis setiap update yang saya tulis juga akan dikirim hanya untuk cirle tersebut. Oleh karenanya, jika saya menulis status dalam kondisi tersebut maka hanya teman-teman dalam circle Dubai yang membaca dan teman2 yg di luar itu tidak bisa melihatnya.
Bagaimana hal ini bisa berguna? Saya sering membutuhkan hal ini ketika saya menulis status dalam bahasa Indonesia padahal sebagian teman-teman saya hanya berbahasa Inggris dan tidak mengerti bahasa Indonesia. Jika saya terlalu sering menulis status atau tulisan-tulisan dalam bahasa Indonesia, maka tulisan-tulisan saya tersebut tentu hanya akan menyampah karena mereka tak tahu apa artinya.
Hal ini dimungkinkan juga di facebook dengan mengubah permission setiap kali hendak posting. Tapi mengubah setting itu perlu langkah yang panjang sehingga ketika permission berhasil diubah saya sudah terlanjur malas untuk menulis status. Saya juga pernah mencoba mengubah default permission agar hanya teman2 yg berbahasa Indonesia saja yg membaca status secara default. Hasilnya? Ternyata teman-teman lain malah tidak bisa membaca wall saya sama sekali.
Kasus saya di atas masih kasus yg sepele. Kisah yg sangat dramatis adalah ketika seseorang dipecat dari tempat dia bekerja karena boss-nya membaca statusnya ketika dia sedang curhat di facebook. Hal ini yg membuat sebagian orang menghapus account di FB karena takut keceplosan menulis sesuatu yg membahayakan dirinya.
Di google plus? Kita bisa dapatkan ini dengan mudah
3. Mengetahui kepada siapa saja kita bicara
Pada Facebook, kita tidak bisa mengetahui dengan pasti siapa saja yg bisa melihat tulisan kita ketika kita mengomentari status orang lain. Hal ini bisa berakibat fatal jika ternyata ada orang lain yang membaca tulisan kita padahal kita tak ingin orang tersebut membacanya. Coba saja bayangkan misalnya saya mengomentari status teman saya bahwa dia kemarin bolos ngantor dan pura2 sakit. Namun karena saya tak tahu siapa saja yg bisa membaca status tersebut, ternyata boss-nya membaca status tersebut dan teman saya dalam bahaya.
Atau coba bayangkan jika saya mengomentari status teman dan menyebutkan kasus perselingkuhannya namun ternyata istinya membaca tulisan tersebut. Apa tidak lebih runyam?
Di Google+ resiko seperti ini bisa dikurangi karena kita bisa melihat siapa saja audience-nya.
Pada gambar disamping bisa dilihat salah satu stream teman saya. Dia menulis stream tersebut pada kelompok terbatas – bisa dilihat pada tulisan limited di sana.
Jika di-click di tulisan limited tersebut, maka akan terlihat siapa saja orang-orang yang bisa membaca stream tersebut. Oleh karenanya, kita bisa memberikan komentar yang lebih pribadi sesuai dengan para pembaca di sana.
Jika yg tertulis di sana bukan limited – melainkan extended circles atau Public, maka kita perlu berhati-hati karena tulisan tersebut untuk umum.
Menarik bukan? Ya, menurut saya konsep circle ini sangat menarik karena saya bisa mengatur sikap kapan bicara di depan umum, di antara anak-anak, di dalam kelompok ancur, atau di sekeliling kelompok pengajian.
Teknologi & Fitur Google +
Banyak fitur dari Google+ yang mirip dengan situs jejaring sosial seperti Facebook dan LinkedIn. Cara Google+ menampilkan pemberitahuan, pemberitahuan belum dibaca, dan link ke posting juga mirip dengan "Pemberitahuan" di Facebook.
- "Circles" memungkinkan pengguna untuk mengatur kontak menjadi kelompok untuk berbagi,[6] across various Google products and services. Meskipun pengguna lain dapat melihat daftar orang-orang dalam koleksi lingkaran pengguna, mereka tidak dapat melihat nama-nama lingkaran mereka. Pengaturan privasi juga memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan pengguna di kalangan mereka serta yang telah mereka dalam lingkaran mereka. Organisasi dilakukan dengan menyeret antarmuka. Sistem ini menggantikan fungsi daftar teman biasa digunakan oleh situs-situs seperti Facebook.
- "Messenger"(sebelumnya dikenal sebagai Huddle) adalah fitur yang tersedia untuk Android, iPhone, dan perangkat SMS untuk berkomunikasi melalui pesan instan dalam Circles.[6]
- "Hangouts" adalah tempat yang digunakan untuk memfasilitasi kelompok obrolan video (dengan maksimal 10 orang berpartisipasi dalam Hangout tunggal pada setiap titik waktu). Namun, siapa pun di web ini berkesempatan untuk bergabung dengan 'Hangout' jika mereka kebetulan memiliki URL yang unik dari Hangout tersebut.[6]
- "Instant Upload" khusus untuk ponsel Android untuk menyimpan foto atau video dalam album pribadi untuk berbagi nanti.[6]
- "Sparks" adalah sebuah front-end untuk Google Search, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi topik mereka mungkin akan tertarik dalam berbagi dengan orang lain; "menampilkan kepentingan" percikan juga tersedia, berdasarkan topik lain secara global menemukan sesuatu yang menarik. [6]
- "Streams," pengguna melihat perkembangan terbaru dari orang-orang di kalangan mereka, perkembangan terbaru mirip dengan news feed di Facebook. Kotak input memungkinkan pengguna untuk memasukkan status terbaru atau menggunakan ikon untuk mengunggah dan berbagi foto dan video.
- "Games", 16 permainan telah dirilis pada bulan Agustus.
Kelebihan dan kekurangan Google Plus :
Berikut kelebihan google+ (google plus) :
- Repost Ada fasilitas Repost yang memiliki istilah Reshared, jadi kita langsung bisa mengutip sebuah status dari teman yang ada pada circle kita. Ini mirip seperti Retweet di Twitter, pada Facebook? tidak ada.
- Atur status Status yang kita buat bisa diatur apakah itu tidak boleh dishare kembali atau tidak boleh dikomentari.
- Mode huruf beragam Berbeda dengan FB dan Twitter, di G+ (singkatan Google+) bisa menulis sebuah status dengan mode miring, coret, atau tebal, menarik kan?
- Gif diijinkan Muatan gambar berekstensi Gif memang membuat loading time lama, tetapi ini berfungsi di G+ sehingga gambar berekstensi gif bisa berjalan sebagaimana biasa ketika dishared di status G+.
- Live Notification Istilah ini sebenarnya saya buat sendiri, di FB jika terdapat notification maka untuk melihat komentar orang maka kita harus menuju halaman yang dimaksud. Tidak dengan G+ karena kita bisa langsung melihat status apa yang dikomentarin sekaligus langsung bisa membalas komentarnya, canggih!
- Ringan Dengan fasilitas live notification seharusnya membutuhkan koneksi yang mumpuni tetapi ternyata koneksi pas-pasan pun bisa dengan lancar membuka G+.
- Instant Upload Saya mencoba aplikasi G+ di Android dan terdapat fasilitas Instant Upload, awalnya saya kira memotret lalu men”share” foto, ternyata tidak seperti itu karena sekali “cekrek” pada aplikasi Androidnya maka foto langsung terupload otomatis. Banyak yang takut nantinya foto-foto yang tidak pantas bisa tershare, tetapi ternyata foto yang secara instan tadi diupload di sebuah album dan tidak terpublikasi di Stream.
- Huddle Fasilitas ini hanya bisa digunakan di aplikasi mobile G+, mirip dengan group chat YM dan hebatnya sangat stabil ketika saya pakai.
- Sistem Tag Serupa dengan FB, di G+ bisa membuat tag di status dengan ‘@’ dan ‘+’. Tag bahkan juga bisa dibuat melalui versi mobile.
Berikut kekurangan google+ (google plus) :
Kelebihan Google +
- Pesan Google + telah memungkinkan untuk menambahkan Lingkaran mengobrol selama satu-satu pesan, tetapi juga akan baik untuk membawa pada kelompok pesan antara subset dari kelompok yang lebih besar (katakanlah, Keluarga atau Teman, misalnya) tanpa membuat lingkaran.
- Streaming Posts diorganisir oleh aktivitas, tidak berdasarkan urutan kronologis, sehingga sulit untuk bersaing dengan posting terbaru. Sebuah opsi untuk mengatur aliran sebagai garis waktu, karena anda dapat di Facebook, akan berguna.
- Pencarian Publik Sementara sebagian dari kita menemukan pengindeksan Google posting publik terlalu umum, ada juga kepercayaan bahwa raksasa pencarian bisa dan harus berbuat lebih banyak ke permukaan renungan penggunanya. Satu-satunya cara kami temukan untuk mencari posting publik untuk meninggalkan + Google dalam mendukung Google dan cari “site: * plus.google.com”. Google +, menjadi platform relatif terbuka – dan juga gagasan dari sebuah perusahaan yang membuat pencarian nama merevolusi – perlu memiliki built in mencari konten
- Vanity URL Google memiliki kesempatan untuk belajar dari Facebook ketika datang ke URL disesuaikan untuk halaman pribadi Anda. Seharusnya menjajakan kemampuan untuk membuat URL ini batil segera pada saat peluncuran, bukannya memilih untuk layanan seperti gplus.to untuk memasok fungsi itu. Mungkin GOOG adalah menahan sampai dapat menawarkan pengalaman merek lebih lengkap kepada mitra perusahaan.
- Pemberitahuan Jika Anda meninggalkan default akan, pemberitahuan di Google + cepat membanjiri. Bahkan jika Anda menonaktifkan beberapa tanda, Google harus membiarkan Anda lebih menyempurnakan preferensi sehingga Anda menerima pemberitahuan hanya dari orang yang sudah berhubungan dengan lingkaran Anda.
- Tombol ‘+1′ Web Ketika Google + diluncurkan, potensi tombol Google Web “+1″, yang sebelumnya terisolasi eksperimen sosial yang nyata dengan tidak ada tindak lanjut, klik ke tempatnya. Tiba-tiba +1 dukungan Anda memiliki rumah, dan sebaliknya. Sayangnya, Google belum menutup loop. Google harus memperbarui tombol untuk mengintegrasikan dengan Google +, sehingga waktu berikutnya Anda klik 1 di mana saja di Web, Anda juga mendapatkan kesempatan untuk menambahkan komentar langsung ke profil + Google.
- Android Dalam rangka untuk menulis pesan baru, Anda harus terlebih dahulu memasuki stream. “Compose button” pada layar awal program akan menghemat beberapa langkah.
Kelebihan Google +
- Manajemen friend (circle) lebih baik dibanding FB dan twitter, kategorisasi lebih teratur dan lebih jelas. Teman yang ditambah langsung dapat dikategorikan saat itu juga.
- Fitur Spark lebih baik dibanding Twitter atau Facebook
- Terintegrasi Langsung dengan produk-produk google (gmail, google calendar, google Books, dll )
- Dapat langsung menggunakan Google plus tanpa registrasi apabila telah memiliki akun gmail.
- Tampilan gambar dan review lebih besar
- Fitur +1 menjadi ciri khas seperti "like" pada Facebook.
- Tidak terlalu sering mengubah tampilan yang mengharuskan pengguna beradaptasi lagi dengan tampilan baru selayaknya pada Facebook.
Kelemahan Google +
- Google+ menggunakan Bandwith 22 % lebih banyak dibanding
- Memerlukan akses internet yang baik agar Google + berjalan optimal
- Browser jadi lebih berat
- Fitur chatting masih minus
- Belum ada mekanisme/konsep menggalang massa seperti Twitter
- 75% Meniru Facebook
- Secara umum belum penggunaan masih lebih mudah Facebook
- Belum begitu terkenal dibanding Facebook sehingga masih kurang diminati sebagian orang.
Keamanan
Dalam hal account, google plus sudah diintegrasikan dengan layanan google lainnya, seperti gmail, blogger, dll. Oleh karena itu ,apabila kita sudah mempunyai account pada gmail, kita tidak perlu melakukan registrasi lagi.
Pada awalnya seperti banyak penilaian awal terhadap Google Plus, layanan social media Google meniru Facebook. Hal ini mungkin benar dan bisa juga salah. Google telah banyak belajar dari kesalahan Facebook seperti keamanan yang rendah, pengguna yang sangat pasif, dan kooptasi terhadap pengguna karena susahnya kalau ingin menghapus akun di Facebook. Google Plus menawarkan keamanan, keputusan sharing yang lebih besar berada di tangan user dan kemudahan untuk menghapus akun. Selain itu, satu hal yang unik dalam google plus, keamanan terbagi menjadi beberapa macam, ada untuk remaja, dewasa, dan pendidik. Untuk itu, bisa saya simpulkan, Google plus dalam hal keamanan sepertinya menjadi yang terbaik dari social network lainnya.
Pemanfaatan dan Pengembangan Masa Depan
Sepertinya google plus tak lama lagi merajai dunia. mengapa??Menurut kabar yang banyak beredar (bloggerbuster.com), Google Plus One ini fungsinya hampir sama dengan tombol “like” nya facebook. Namun para blogger juga menyebutkan bahwa bisa saja di masa yang akan datang Google Plus One ini menjadi tolak ukur perangkingan suatu web/blog sebagai yang paling banyak di rekomendasikan. Dengan semakin banyak orang yang merekondasikan ini maka posisi blog di SERP akan semakin baik dan peluang muncul di Page One Google juga semakin besar. Oh ya saat bulan maret saya ingat dalam promosinya di akun google adsense saya, "Pasang google +1 di situs Anda untuk hasil pencarian lebih baik dengan rekomendasi dari teman-teman Anda"
Google plus sendiri mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan sosial media lainnya, selain terintegrasi dengan baik dengan akun google lain seperti android, gmail, mesin pencari google dll, smapi layanan sosial media pada umumnya yang lebih baik seperti chatting, membuat comference dan vidio steraming dan lain-lain. Tentu saja hal itu dengan kecepatan akses yang tidak kalah dari sosial media lain seperti facebook dan twitter bahkan bisa dibilang lebih baik dimana google memiliki ribuan server yang membuat mereka kokoh dalam bidang kecepatan ver-internet walaupun banyak layanan yang diberikan.
Seperti yang kita tahu saat ini, Search Engine yang paling sering digunakan adalah Google, bukan tidak mungkin pada waktu yang akan datang Google plus akan menjadi puncak situs jejaring sosial media terbesar melewati facebook, jika tampilan dari google plus lebih User Friendly dibanding Facebook.
Berbagai sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Google%2B
- http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=173076
- http://olsabe.blogspot.com/2012/09/google-plus-vs-facebook-menang-siapa.html#
- http://id.wikipedia.org/wiki/Google%2B
- http://aalinazar.wordpress.com/2011/07/08/circle-pada-google/
- http://kumpas-tuntas.blogspot.com/2011/07/kelebihan-google-google-plus.html
- http://asrocka.wordpress.com/2012/03/19/201/
- http://priyosantblog.blogspot.com/2012/03/kelebihan-kekurangan-keamanan-dan-masa.html
- http://trikmudahseo.blogspot.com/2012/11/manfaat-google-plus-untuk-blog-dan-seo.html
Komentar